Thank God its Friday! Simak 8 Kabar Pasar Sebelum Trading
06 Agustus 2021, 10:03:23 Dilihat: 341x
Jakarta - Beberapa emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih melaporkan kinerjanya untuk periode yang berakhir pada semester I-2021. Selain itu, ada juga rencana emiten terkait dengan target produksi dan ekspansi bisnis di masa mendatang.
CNBC Indonesia telah merangkum delapan peristiwa emiten yang terjadi untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan Jumat (6/8/2021) dibuka.
1. 2026 Produksi Batu Bara PTBA Ditargetkan Tembus 60 Juta Ton!
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara akan terus meningkat tiap tahunnya. Bahkan, dalam lima tahun ke depan pada 2026 produksi batu bara PTBA ditargetkan bisa mencapai 48-60 juta ton per tahun, melonjak hampir dua kali lipat dari target produksi tahun ini sebesar 30 juta ton.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto dalam Live Instagram PTBA bertema 'Strategi Mendongkrak Kinerja', Kamis (05/08/2021).
Dia mengatakan, dengan melonjaknya target produksi batu bara perusahaan dalam lima tahun ke depan, maka akan ada strategi pemasaran baru dari perusahaan.
2. Laba Emiten Emas Peter Sondakh Naik, Bos Rajawali Beli Saham!
Komisaris emiten pertambangan emas Grup Rajawali milik pengusaha Peter Sondakh, PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI), Ali Abbas Badre Alam, baru saja memborong 2 juta saham perseroan pada Senin lalu (2/8).
Mantan komisaris utama perusahaan perkebunan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) yang juga tergabung dalam Grup Rajawali milik Peter Sondakh ini sebelumnya sudah memiliki 7,10 juta saham di emiten tambang yang baru melantai di bursa ini.
Dalam surat laporannya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komisaris Archi Indonesia tersebut diketahui melakukan transaksi pembelian saham milik perusahaan pada 2 Agustus 2021 dengan harga pembelian senilai Rp 655 per saham, sehingga total transaksi yang dilakukan mencapai Rp 1,31 miliar.
3. RKAB Disetujui, BUMI Bisa Capai Target Produksi 89 Juta Ton
PT Bumi Resources telah mendapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahunan (RKAB) yang lebih tinggi, sesuai dengan panduan tahun anggaran 2021. Dengan begitu produsen batu bara terbesar ini bisa mencapai target produksi tahun ini sebesar 85-89 juta ton, tanpa harus melebihi RKAB.
"Untuk Kaltim Prima Coal dan Arutmin telah menerima persetujuan RKAB yang lebih tinggi. Berarti kami dapat mencapai pandeuan awal 85-89 juta ton pada 2021 tanpa melebihi RKAB saat ini," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/8/2021).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan target produksi batu bara pada 2021 ini sebesar 75 juta ton menjadi 625 juta ton dari target awal 550 juta ton. Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yakni 6 April 2021 oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
4. Auric Jadi Pengendali Matahari, LPPF Dicecar Bursa Efek
Emiten pengelola gerai Matahari Department Store, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menjelaskan kepada pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan masuknya Auric Digital Retail Pte. Ltd. (BidCo), perusahaan asal Singapura, yang menjadi pengendali LPPF.
Pengendalian ini terjadi setelah Auric merampungkan penawaran tender sukarela (Voluntary Tender Offer/VTO).
Tender sukarela kepada para pemegang saham perseroan (termasuk publik) tersebut dilakukan untuk membeli saham perseroan, dengan periode penawaran terhitung sejak 4 Juni sampai dengan 3 Juli lalu.
5. Bank Oke Rights Issue Rp 500 M, APRO Korsel Siap Suntik Lagi!
PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) berencana menambah modal dalam rangka Penawaran Umum Terbatas III (PUT III) dengan skema memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 2.537.197.095 (2,54 miliar) saham baru.
Mengacu pada keterbukaan informasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 100 per saham.
Adapun harga pelaksanaan aksi korporasi ini sebesar Rp 197 per saham sehingga secara total dana yang akan diraup berjumlah Rp 499.827.827.715 (Rp499,83 miliar).
6. Emiten Radio Erick Thohir Gandeng Telkomsel, Bikin Apaan ya?
Kabar terbaru datang dari emiten media dan radio yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, yakni PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) lewat perusahaan rintisannya, NOICE, yang akhirnya menggandeng kerja sama dengan anak usaha BUMN PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), yakni Telkomsel.
Dalam keterangan resminya, manajemen MARI mengungkapkan aplikasi streaming NOICE mengumumkan kemitraan istimewa dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) setelah sebelumnya mereka meluncurkan sejumlah judul podcast baru dan lini terbaru dalam bentuk Audiobook atau "Noicebook".
Bentuk kerja samanya berupa free access ke aplikasi NOICE bagi pendengar yang menggunakan Telkomsel, dengan ini para pengguna Telkomsel dapat bebas mengakses konten NOICE Exclusive dan Original tanpa kuota.
7. Laba RS Hermina Semester I Melonjak 440%, Asing Nego Rp 438 M
Emiten pengelola RS Hermina, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), mencatatkan pertumbuhan laba fantastis pada paruh pertama tahun ini.
Laba HEAL tercatat melonjak hingga 440% menjadi Rp 535,92 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih sebesar Rp 99,21 miliar.
Meningkatnya laba bersih perusahaan salah satunya dikarenakan pendapatan bersih yang mengalami pertumbuhan 78,86% menjadi Rp 3,10 triliun, meningkat dari pendapatan selam enam bulan awal tahun lalu sejumlah Rp 1,73 triliun.
8. Royal! Baru Cetak Laba Q1, SOHO Bagi Dividen Interim Rp 250 M
Emiten yang bergerak di bidang industri dan distribusi produk farmasi, PT Soho Global Health Tbk (SOHO), memutuskan untuk membagikan dividen interim (dividen sementara) kepada pemegang sahamnya senilai Rp 250,02 miliar atas laba bersih perusahaan sepanjang paruh pertama tahun 2021.
Hal ini disetujui oleh dewan komisaris dalam keputusan sirkuler sebagai pengganti rapat direksi perseroan pada 2 Agustus 2021 terkait penetapan dan pembagian dividen interim untuk tahun buku 2021.
Meskipun belum mempublikasikan laporan keuangan kuartal kedua, pihak manajemen SOHO memutuskan sebagian laba perusahaan akan digunakan untuk membayarkan dividen interim untuk pemegang saham.