Curah Hujan Tinggi Diprediksi Terjadi Lagi 11-15 Januari
05 Januari 2020, 09:00:06 Dilihat: 208x
Jakarta -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan curah hujan tinggi diprediksi kembali terjadi pada 11-15 Januari 2020.
Curah hujan tinggi sebelumnya terjadi pada malam pergantian tahun 31 Desember 2019 hingga 1 Desember 2020 walhasil menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Jabodetabek.
Proyeksi itu dikutipnya dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) saat rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma ruf Amin di Istana Kepresidenan, Jumat (3/1). Rapat itu turut dihadiri para perwakilan kementerian/lembaga terkait.
"Tanggal 11, 12, 13, 14, 15 Januari, menurut BMKG merupakan puncak curah hujan tinggi," ujar Basuki saat konferensi pers kepada awak media di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Ia juga menyebut curah hujan tinggi masih akan terjadi pada periode Januari-Maret 2020. Kendati begitu, Basuki tidak merinci seberapa tinggi curah hujan yang akan terjadi pada kurun waktu tersebut.
Sementara pada Rabu lalu saat terjadi banjir, curah hujan terbilang ekstrem. BMKG mencatat curah hujan tertinggi terjadi di kawasan sekitar Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mencapai 377 mm/hari.
Diikuti kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebesar 355 mm/hari. Kemudian, Kembangan 265 mm/hari, Pulo Gadung 260 mm/hari, Jatiasih 260 mm/hari, Cikeas 246 mm/hari, dan di Tomang 226 mm/hari.
Curah hujan ekstrem tertinggi juga terkonsentrasi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Untuk menanggulangi potensi curah hujan tinggi, sambung Basuki, Presiden Jokowi sudah memberikan berbagai instruksi kepada kementerian/lembaga terkait.
Khusus untuk PUPR, kementerian diminta untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana banjir. Misalnya, pembangunan Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
"Saat ini pembebasan lahannya sudah lebih dari 95 persen. Sodetan juga dari 1,2 kilometer, kami selesaikan 600 meter dan saya sudah berdiskusi dengan Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) untuk bebaskan lahannya, mudah-mudahan tidak terlalu lama," katanya.
Hal ini dilakukan di Sungai Ciliwung karena lebar sungai saat ini hanya bisa dilalui air dengan debit berkisar 200 meter kubik per detik. Padahal debit banjir kemarin mencapai 570 meter kubik per detik.
Di sisi lain, Basuki mengatakan kementeriannya juga turut menyiapkan rumah susun (rusun) di Pasar Rumput (Jakarta Selatan) dengan kapasitas 800 kepala keluarga untuk masyarakat yang terdampak pembebasan lahan. Selain itu, ia juga sudah mengerahkan 280 pegawainya ke 180 titik banjir untuk memeriksa tanggul, drainase, hingga pompa yang rusak akibat banjir agar segera diperbaiki.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengaku juga mendapat instruksi dari Jokowi untuk mengantisipasi curah hujan tinggi yang masih akan terjadi pada bulan ini. BNPB pusat, katanya, diharapkan bisa memperkuat koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota.
Lalu, para kepala daerah juga dihimbau agar tidak ragu mengubah status suatu kawasan menjadi darurat bencana bila memang terdampak parah. Tujuannya, agar bantuan bisa segera diprioritaskan untuk daerah darurat bencana lebih dulu.
"Maka masih dibutuhkan kesiapsiagaan di seluruh daerah, presiden sampaikan pesan agar kolaborasi pusat dan daerah, didukung TNI, Polri, dan relawan hendaknya menjadi suatau kekuatan yang bisa lakukan berbagai upaya pencegahan, mitigasi, dan ketika terjadi keadaan darurat bisa meminimalisir korban," katanya.
Sumber : cnnindonesia.com