Bukan Saham! Penasihat Keuangan Mulai Jajakan Kripto ke Klien
11 Juni 2021, 09:00:00 Dilihat: 366x
Jakarta - Mata uang kripto (cryptocurrency) kini masih berusaha untuk kembali pulih setelah sebelumnya menyentuh rekor di April-Mei, kemudian melorot, dan pada Juni ini kembali bergerak naik.
April lalu harga satu keping token digital Bitcoin bisa mencapai US$ 65.000 atau setara Rp 930 juta/koin (kurs Rp 14.300/US$). Per hari ini, Senin (7/6/2021), data coinmarketcap.com menunjukkan harga satu keping Bitcoin dibanderol di US$ 36.370 atau Rp 520 juta.
Walaupun kripto masih sangat volatil, namun investor yang berminat di aset digital tersebut sepertinya semakin bertambah.
Ketika pasar kripto berjatuhan pada Maret 2020, penasihat keuangan Ivory Johnson, pendiri Delancey Wealth Management, memutuskan sudah waktunya untuk memperkenalkan cryptocurrency kepada kliennya.
"Saya perlu melakukannya karena saya melihat betapa aktifnya bank sentral dan mereka membuat dolar melemah karena adanya inflasi,", kata Johnson, dikutip dari CNBC International.
Sebuah survei terbaru dari Asosiasi Perencanaan Keuangan dan Jurnal Perencanaan Keuangan setempat menunjukkan bahwa strategi Johnson dapat menjadi bagian dari tren yang berkembang.
Ketika investor menjadi lebih tertarik pada cryptocurrency, para penasihat keuangan mulai merasakan adanya urgensi baru untuk menawarkan investasi kepada klien.
Menurut survei tersebut, sekitar 49% penasihat keuangan mengatakan bahwa klien telah aktif bertanya tentang cryptocurrency dalam enam bulan terakhir, naik dari 17% pada tahun 2020.
Sekitar 26% lebih banyak berencana untuk meningkatkan seberapa banyak mereka menggunakan dan merekomendasikan cryptocurrency dalam 12 bulan ke depan.
Saat ini, 14% penasihat keuangan menggunakan atau merekomendasikan investasi tersebut, naik kurang dari 1% pada 2019 dan 2020.
"Orang-orang sekarang menyadari bahwa itu tidak akan hilang," kata Tyrone Ross, CEO Onramp Invest, penyedia teknologi manajemen "cryptoasset" untuk penasihat keuangan, dilansir dari CNBC International.
Penasihat keuangan yang tidak beradaptasi dapat berisiko tertinggal.
"Klien datang ke penasihat karena untuk mengetahui lebih banyak tentang kripto, namun, para penasihat seperti ketakutan, karena ia tidak pernah ingin terlihat bodoh di depan kliennya." tambah Ross.
Johnson mengatakan sebagian besar penasihat yang dia ajak bicara masih belum terbiasa dengan cryptocurrency. Namun hal itu bisa berubah ketika sertifikasi baru muncul dan dealer-broker yang mengadopsi teknologi untuk menangani aset ini.
"Setiap kali hal itu terjadi membuat harga kripto meningkat secara eksponensial, dan kami mulai melihatnya, saya pikir itu adalah salah satu pendorong tren bullish lainnya," kata Johnson.
Penasihat keuangan yang dapat mengintegrasikan cryptocurrency sekarang biasanya dapat menambahkan alokasi dananya sekitar 1% hingga 2% dari portofolio. Namun, mereka yang lebih berkomitmen pada strategi mungkin paling tinggi dialokasikan hanya 3% hingga 5%.
Ross memiliki praktik penasihatnya sendiri, yakni 100% dikhususkan untuk alokasi cryptocurrency, tak ada instrumen lainnya seperti saham atau obligasi.
"Ketika investasi baru ini [kripto] muncul, tekanan masih ada bagi para penasihat untuk memasukkan perencanaan keuangan konvensionalnya ke dalam aset kripto. Hal Itu berarti mencari tahu berapa banyak yang dimiliki klien dan bagaimana mengukurnya terhadap toleransi risiko mereka," kata Ross, dilansir dari CNBC International.
Onramp Invest baru-baru ini memulai platform integrasi cryptoasset-nya untuk membantu para penasihat keuangan mengintegrasikan Bitcoin, Ethereum, dan investasi lainnya ke dalam portofolio mereka.
Ross mengatakan perusahaan sedang berusaha menyediakan sumber daya yang dia inginkan ketika dia memulai praktiknya pada tahun 2017.
"Kini, tantangan bagi perusahaan adalah memenuhi permintaan yang masuk. Lebih dari 300 penasihat keuangan mendaftar dalam beberapa hari pertama pengumuman 25 Mei [atas aplikasi tersebut]," kata Ross.
Onramp saat ini sedang mengumpulkan dana untuk membantu memenuhi permintaan melalui investor institusi seperti Eterna Capital, Gemini Frontier Fund dan Ritholtz Wealth Management, yang juga menggunakan teknologi perusahaan untuk mengintegrasikan cryptocurrency dalam portofolio kliennya.
Bagaimana mempelajarinya lebih lanjut?
Menurut Ross, baik penasihat maupun investor, langkah pertama adalah mendapatkan pendidikan atau pemahaman soal kripto sebelum mencoba-coba investasi ini.
Onramp menawarkan program pendidikan, dalam program Onramp Academy, kepada para penasihat yang ingin dididik tentang aset digital.
"Whitepaper Bitcoin, yang ditulis oleh penciptanya dengan nama samaran Satoshi Nakamoto, juga merupakan tempat yang bagus untuk memulai investasi kripto," kata Ross.
Adapun sumber lainnya yang direkomendasikan Ross termasuk buku "Cryptoassets: The Innovative Investorâ€s Guide to Bitcoin and Beyond" oleh Chris Burniske dan situs web pendidikan yang diselenggarakan oleh Jameson Lopp.
"Jika Anda ingin mendapatkan pendidikan tentang kripto dan merasa itu adalah investasi untuk Anda ... mungkin saja Anda perlu meyisihkan sedikit waktu Anda untuk mempelajari tentang pasar kripto dan lain-lainya yang ada.â€â€œ kata Ross.
Sumber : cnbcindonesia.com