Bukan Saham atau Emas, Investasi Ini Kalahkan S&P 25 Tahun!
06 Juni 2021, 09:00:01 Dilihat: 259x
Jakarta - Jika ingin menginvestasikan kekayaan Anda, barangkali salah satu pilihan pertama yang terpikirkan adalah menukarkan uang Anda tersebut dengan membeli saham.
Hal tersebut bisa dilakukan dengan membeli saham secara individual alias saham secara terpisah atau membeli dalam bentuk saham gabungan alias indeks saham. Ada pula alternatif investasi misalnya di emas, atau jika berani bisa juga mencoba kripto (bitcoin dkk), tentu dengan pertimbangan yang matang terlebih dahulu.
Tapi tahukah Anda bahwa dalam 25 tahun terakhir (kripto belum lahir), investasi di karya seni kontemporer ternyata menawarkan laju pengembalian tahunan sebesar 14%, lebih unggul dari yang ditawarkan oleh indeks S&P 500, salah satu indeks acuan utama pasar modal AS, Wall Street, yang berada di angka 9.5% menurut perusahaan investasi karya seni, Masterworks.
Dalam program CNBC Squawk Box Europe, John Plassard, Wakil Direktur Mirabaud, grup perbankan dan keuangan internasional yang berbasis di Jenewa, Swiss, mengatakan bahwa potensi pertumbuhan investasi di seni kontemporer.
Dia menggambarkan investasi di barang seni kontemporer sebagai "aset yang mampu bertahan melawan waktu dan lolos dari risiko volatilitas". Dia juga mengatakan bahwa investasi di aset seni kontemporer adalah "jenis investasi yang sering disalahpahami".
Argumen ini menegaskan bahwa aset seni kontemporer mengalami periode kerugian yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasar saham global, emas, bahkan investasi di sektor perumahan di AS. Ini di AS ya, bukan di Indonesia.
Menurut catatan Mirabaud, selama seperempat abad terakhir, seni kontemporer (didefinisikan sebagai karya yang dibuat dari tahun 1945 dan seterusnya) mencatat kerugian hanya dalam 4% kasus, selebihnya cuan.
Sebaliknya, S&P 500 dan pasar saham global berada di posisi merah sepanjang 24% dari total waktu keseluruhan, dan sektor perumahan AS mengalami kerugian dalam 20% kasus dan emas turun 40% dari total keseluruhan waktu.
Plassard juga menunjukkan bukti bahwa seni kontemporer memiliki korelasi yang rendah dengan investasi yang lebih tradisional, yang berarti harganya tidak mungkin naik dan turun mengikuti aset tradisional tersebut.
"Karya seni juga memiliki korelasi yang rendah dengan kelas-kelas [aset investasi] lain sehingga ini merupakan investasi yang unik dengan tingkat kerugian yang minimum - jika Anda memilih yang benar, tentu saja," kata Plassard kepada CNBC, dikutip Minggu (30/5/2021).
Plassard menegaskan, dengan keunggulan masuk kategori aset yang nyata, karya seni dapat menawarkan tingkat perlindungan terhadap risiko kenaikan inflasi, yang kerap menjadi perhatian utama investor akhir-akhir ini.
Secara keseluruhan, dia mengatakan bahwa seni kontemporer menawarkan cara alternatif dalam mendiversifikasi aset investasi, tetapi juga memiliki "risiko dan biaya tergantung pada cara yang dipilih untuk memperoleh sebuah karya seni."
Biaya yang dimaksud misalnya biaya asuransi yang bisa saja relatif tinggi, dan ada juga risiko terhadap pemalsuan, pencurian, atau kerusakan karya seni. Selain itu, nilai suatu karya seni dapat berfluktuasi tergantung tren dan apakah senimannya masih digemari.
Ada sejumlah cara berbeda untuk berinvestasi di karya seni, menurut Plassard.
Pertama-tama, investor dapat dengan mudah membeli sebuah karya seni kontemporer - meskipun ini bisa menjadi rumit karena pembeli harus memilih untuk membayar lebih murah dan bertaruh pada seniman baru yang namanya jarang terdengar, atau membayar mahal untuk nama yang lebih terkenal.
Dana seni adalah pilihan lain, kata Plassard, yang memungkinkan investor memiliki bagian dari karya seni. Misalnya, Masterworks, perusahaan yang berbasis di New York, menjadi manajer dana dengan memperoleh karya seni hasil lelang, kemudian membuat perusahaan induk untuk menyimpan, mempromosikan, dan menjual kembali karya seni tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
Teknologi Blockchain juga telah menciptakan pasar baru bagi seni, kata Plassard, mengacu pada nonfungible token (NFT) yang dapat menawarkan investor cara berbeda untuk membeli bagian dari sebuah karya seni. NFT atau token non-fungible adalah file digital yang identitas dan kepemilikannya unik diverifikasi pada rantai blok.
Nah dengan NFT, karya seni dapat "didefragmentasi" menjadi ribuan token digital dan kemudian dikeluarkan untuk pembeli, katanya, seraya menambahkan bahwa digitalisasi karya seni menjadi token yang dapat ditukar membuatnya lebih menjadi aset yang likuid.
NFT melonjak pada kuartal pertama tahun ini, dengan total penjualan token mencapai US$ 2 miliar atau setara Rp 29 triliun (kurs 14.500) pada kuartal pertama.
Mirabaud merupakan penyedia layanan finansial dan bank internasional yang berbasis di Geneva, Swiss. Layanan yang ditawarkan Mirabaud mencakup manajemen kekayaan, manajemen aset, dan jasa pialang untuk klien dan institusi swasta di seluruh dunia.
Masterworks.io adalah perusahaan yang berbasis di New York, dengan misi mendemokratisasi pasar seni yang nilainya mencapai US$ 1,7 triliun dengan mengubah cara karya seni dijual sehingga kepemilikannya dapat diakses oleh kolektor seni yang lebih kecil.
Sumber : cnbcindonesia.com