Sayonara Mei! Ini Deretan 10 Saham Paling Laris Trading
04 Juni 2021, 09:00:00 Dilihat: 429x
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 1,69% di posisi 5.947 pada perdagangan terakhir Mei lalu yakni Senin (31/5/2021).
Perdagangan Selasa 1 Juni libur nasional bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Sebab itu, dengan penutupan perdagangan Senin lalu, maka indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) itu sudah menguat 3,02% dalam sepekan terakhir akumulatif.
Namun sayangnya dalam sebulan terakhir IHSG minus 0,20% dan year to date atau tahun berjalan juga koreksi 0,53%.
Mengacu data BEI, ada dua saham bank papan atas menjadi saham paling banyak ditransaksikan di pasar modal Tanah Air. Keduanya yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebanyak Rp 13,1 triliun dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 12 triliun.
Berikut daftar saham-saham paling ramai transaksi sebulan berdasarkan turnover transaksi.
Saham Teraktif Sebulan (Mei 2021)
1. Bank BRI (BBRI), transaksi Rp 13,1 T, saham +2,16% Rp 4.260
2. Bank Central Asia (BBCA), Rp 12 T, saham -0,,47% Rp 31.875
3. Antam (ANTM), Rp 8,3 T, saham +2,51% Rp 2.450
4. Telkom (TLKM), Rp 6,9 T, saham +8,86% Rp 3.440
5. Bank Mandiri (BMRI), Rp 5,5 T, saham -0,83% Rp 6.000
7. Tower Bersama (TBIG), Rp 5,1 T, saham -4,78% Rp 2.590
8. Bank Jago (ARTO), Rp 4,9 T, saham +21,20% Rp 12.150
9. Merdeka Copper (MDKA), Rp 4,7 T, saham +10,66% Rp 2.700
10. Astra (ASII), Rp 4,7 T, saham -4,98% Rp 5.250
Berdasarkan data di atas, bank-bank papan atas masih menguasai transaksi di BEI. Bank BRI dan BBCA mencatatkan transaksi terbesar, sementara ketiga dicatatkan BUMN Antam yang foku pada tambang mineral (emas, nikel). Saham Antam ditransaksikan sebulan mencapai Rp 8,3 triliun dengan kenaikan harga saham sebulan 2,51% di Rp 2.450/saham.
Berikutnya ada BUMN Telkom dan posisi kelima ada Bank Mandiri.
Dari sisi net buy-sell asing, selama Mei asing masuk Rp 2,53 triliun di pasar reguler, dan ditambah dengan pasar nego dan tunai maka net buy asing mencapai Rp 3,21 triliun.
Head of Research PT Panin Sekuritas Tbk (PANS), Nico Laurens menilai saat ini transaksi saham belum seramai sebelumnya. Hal ini tampak dari nilai transaksi BEI yang menurun. Penurunan nilai transaksi tak lain disebabkan, investor global lebih memilih menempatkan asetnya di bursa saham yang lebih defensif seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Hal tersebut sejalan dengan progres vaksinasi massal yang lebih cepat ketimbang di Indonesia. Hal ini memicu keyakinan bisnis maupun consumer confident terjadi lebih cepat di negara-negara maju.
Sebagai perbandingan saja, di AS, jumlah warga yang divaksinasi sudah mencapai 30% sampai dengan 40% dari total populasi, sedangkan Indonesia masih di bawah 10% populasi.
"Concern investor kondisinya lagi sedikit risk off sekarang, dari sisi alokasi aset lebih banyak di capital market yang defensif di Eropa dan AS," kata Nico, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.
Sumber : cnbcindonesia.com