Beli Alat Berat dari Korea, SBY Harus Tegur Kapolri
11 Januari 2014, 07:31:25 Dilihat: 312x
JAKARTA - Indonesian Police Watch (IPW) mengaku heran dengan langkah Polri yang membeli sejumlah peralatan berat dari Korea Selatan senilai USD64 juta. Pasalnya, Presiden SBY selalu mengimbau, TNI dan Polri harus mengutamakan pembelian peralatan beratnya dari dalam negeri.
“PT Pindad sudah mumpuni dalam memproduksi alat-alat berat. TNI sendiri sudah memfokuskan pengadaan peralatan beratnya kepada PT Pindad. Tapi kenapa Polri masih fokus keluar negeri dan tidak mengindahkan imbauan Presiden SBY,” kata Presidium IPW Neta. S. Pane dalam siaran pers yang diterima Okezone, Kamis (9/1/2014).
Neta juga menilai ada kejanggalan pengadaan peralatan berat ini lantaran dilakukan menjelang Natal dan Tahun Baru dimana secara internasional menjadi hari libur panjang.
“Proses yang tidak transparan ini dikhawatirkan merupakan permainan mafia proyek. Sebab beredar isu bahwa proyek pengadaan itu sudah dikuasai pihak tertentu,” terang Neta.
Dia menegaskan, langkah ini seharusnya menjadi perhatian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menegur Kapolri Jenderal Sutarman karena telah mengindahkan imbauannya. “IPW mengimbau Presiden SBY menegur Kapolri dan segera membatalkan proses tender proyek tersebut serta mengarahkan pengadaannya ke produk dalam negeri,” ujar Neta.
Disampaikan Neta, tahun 2014 Polri akan membeli peralatan berat sebanyak empat
paket, yang terdiri dari Pengadaan Kendaraan Taktis (Rantis) senilai Rp 340 miliar, APC Multi Fungsi senilai Rp 100 miliar, peralatan Brimob senilai Rp 100 juta, dan Armoured Water Cannon (AWC) senilai Rp 100 miliar. “Yang disayangkan semua peralatan berat itu akan dibeli dari Korea Selatan,” tutup Neta.
(ful)