Perselingkuhan Lebih Merusak Citra Parpol, Dibanding Poligami
06 Januari 2014, 09:19:38 Dilihat: 324x
JAKARTA - Pernyataan yang dilontarkan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, tentang poligami sebagai hak yang wajar, dianggap menjadi celah untuk menghantam partai dahwah ini, menjelang Pemilu 2014.
"Isu itu sengaja dikembangkan oleh pihak-pihak yang ingin membangun sentimen negatif publik kepada PKS. Saat Anis mengatakan poligami adalah hal yang wajar, saya kira tidak ada yang keliru juga dari pernyataan itu, karena dalam perspektif Islam memang demikian adanya, betapapun poligami memang masih menjadi kontroversi di Indonesia," ujar Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (SIGMA), Said Salahudin kepada Okezone, Minggu (5/1/2014).
Said menyatakan, yang perlu diingat dalam konteks politik, isu poligami tidak pernah efektif untuk menurunkan kredibilitas tokoh, apalagi kepada partai politik.
"Sejarah mencatat, poligami tidak selalu dekat dengan tokoh dari partai politik Islam. Soekarno yang menjadi panutan bagi pengikut partai nasionalis, misalnya, juga melakukan poligami. Betapapun ada yang tidak suka Anis berpoligami, saya kira hal itu tidak akan menjadi blunder bagi PKS," tukasnya.
Dibandingkan dengan poligami, Said justru menilai perselingkuhan yang dilakukan oleh oknum tokoh politik justru lebih berpotensi merusak nama baik partai politik.
Poligami, sambungya, tidak terkait dengan ajaran apalagi menjadi program dari suatu partai politik, pelaku poligami bisa berasal dari partai politik manapun. "Poligami adalah persoalan personal yang terpisah dengan persoalan partai politik. Saya kira masyarakat pun maklum dengan hal itu," terangnya. (ydh)