Fikri Tewas saat Ospek, Kegiatan Mahasiswa Planologi Dibekukan
12 Desember 2013, 08:23:25 Dilihat: 315x
MALANG - Penanggung jawab Kemah Bakti Desa (KBD) yang juga dosen Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Hutomo Moestajab, menyatakan, siap bertanggung jawab dan menerima sanksi mulai penurunan pangkat hingga pemecatan. Dia juga siap mengambil tanggung jawab penuh dan siap diadili.
Tewasnya Fikri Dolasmantya Surya saat mengikuti kegiatan tersebut, diakui Hutomo sebagai kesalahannya karena tidak melakukan pengawasan secara ketat. Meski sudah mengirim dosen setiap hari ke lokasi, namun tidak dilakukan pengawasan selama 24 jam.
Dia juga mengaku, sebanyak 110 panitia melakukan tindakan di luar batas, di antaranya memberi air minum 1-2 botol untuk semua peserta sehingga banyak peserta mengalami dehidrasi. Hutomo menyangkal terjadi kekerasan, apalagi pelecehan seksual yang dilakukan terhadap mahasiswi.
"Tak ada kekerasan yang menyebabkan kematian dan mengancam jiwa," katanya, Selasa (10/12/2013).
Hutomo menegaskan, aturan yang telah disepakati kegiatan yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Planologi ITN Malang ini adalah dilarang menyentuh, memegang peserta KBD. "Tidak ada kekerasan," katanya.
Pihak ITN, katanya juga sudah memberikan sanksi kepada 54 mahasiswa dari 110 panitia KBD. Rinciannya 20 mahasiswa diskorsing dua semester, lima mahasiswa diskrosing satu semester dan 29 mahasiswa yang dihukum pengurangan mata kuliah.
Hutomo juga telah melakukan investigasi dengan meminta keterangan peserta maupun panitia. Dari hasil investigasi yang dilakukannya, pelanggaran yang ditemukan karena kegiatan dilakukan melebihi batas kewajaran.
Namun, dia menyangkal sejumlah foto yang menggambarkan kekerasan yang beredar di sejumlah media sosial merupakan bentuk kekerasan. Menurutnya, foto-foto tersebut hanyalah pose, bukan benar-benar terjadi bahkan dia bersedia menampilkan seluruh foto dokumentasi kegiatan yang direkam panitia BKD.
Saat ini, pihaknya telah membekukan seluruh kegiatan kegiatan himpunan mahasiswa planologi. "Saya jamin tak ada lagi kegiatan serupa yang akan diterapkan tahun mendatang," ujarnya.