Angkasa Yudhistira - Okezone
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Foto: Dede/Okezone)
JAKARTA - Ucapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang ingin memenjarakan pedagang kaki lima (PKL) yang ngeyel saat direlokasi, berujung petaka. Ahok disomasi Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI).
"Saya sudah melayangkan somasi pada Pak Wagub, dan sudah diterima oleh stafnya. Tadi pagi saya layangkan surat itu," ujar Ketua Umum DPP APKLI, Ali Mahsun, di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2013).
Tuntutan yang diajukan Ali sesungguhnya tidaklah berat. "Pak Ahok harus minta maaf, bukan hanya DKI saja pengaruh omongan itu. Dan selaku Ibu Kota, Jokowi juga harus minta maaf, karena Ahok bawahannya," kata Ali.
Pernyataan Ahok, lanjut dia, sudah melanggar aspek kemanusiaan. Mencerminkan seorang pemimpin yang tidak peduli akan kondisi rakyatnya. "Apa bedanya Ahok dengan penjajah Belanda?" tuturnya.
Selain itu, Ali menegaskan bila tugas seorang pemimpin bukanlah mengancam, melainkan melidungi dan mengayomi rakyat. "Bila dalam waktu 14 hari Ahok tidak meminta maaf, kita akan ajukan ke MK," ancamnya.
Pasalnya, dari apa yang dikatakan mantan Bupati Belitung Timur tersebut, membuat PKL di Jakarta takut untuk berdagang. "Dan kalau PKL sehari tidak dagang, maka sehari juga mereka tidak makan. Ini bukan negeri preman sok berkuasa, di tengah terik matahari mereka mencari duit, malah diancam," tukasnya.
Tak hanya itu, untuk mendapatkan dukungan, Ali juga akan mengadukan nasib rekan-rekannya tersebut ke Komnas HAM. "Kalau enggak Rabu, Kamis (24 atau 25 Juli) lapor ke Komnas HAM, karena HAM yang kata Ahok hamburger, itu tidak sekadar itu, tapi HAM itu dasar hidup manusia," terangnya.
Peliknya penertiban PKL di Ibu Kota membuat Ahok sempat naik pitam. Di mana satu ketika, dirinya menyatakan bahwa bila PKL tak menurut akan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI untuk direlokasi, maka dirinya mengancam akan memenjarakan mereka.