Taufik Budi - Okezone
Ilustrasi, mahasiswa berunjuk rasa menolak harga BBM naik (Foto: Dok Okezone)
JAKARTA - Sedikitnya delapan orang tertembak dalam bentrok antara ribuan mahasiswa dengan polisi saat unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kota Ternate, Maluku Utara. Satu korban tertembak merupakan wartawan yang sedang melakukan peliputan.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Jambi, Lamen, mengatakan, bentrok bermula saat massa bergerak dari titik kumpul sekira pukul 07.00 WIB sebelum berangkat menuju Kantor DPRD Kota Ternate.
Setelah massa berkumpul, mereka melanjutkan perjalanan menuju gedung wakil rakyat. Namun, mereka dihadang polisi dan dilarang melanjutkan perjalanan.
“Selanjutnya kami negosiasi agar bisa smpai ke tempat tujuan, tapi polisi tidak mengizinkan,” kata Lamen melalui pesan singkat kepada Okezone, Senin (17/6/2013).
Massa yang kecewa lalu terlibat saling ejek dengan polisi, sekira pukul 12.00 WIB. Adu mulut itu pun memanas hingga berlanjut pada bentrok dan baku pukul. Bahkan polisi juga menghujani tembakan ke arah para pengunjuk rasa yang berjumlah sekira 5.000 orang.
“Bentrok tak terhindarkan sejak pukul 12.00 WIB hingga pukul 16.26 WIB. Sedikitnya delapan orang tertembak satu di antaranya wartawan,” tambahnya.
Delapan orang yang tertembak petugas polisi adalah:
1. Mirzan Sum (LMND), luka tembak paha dalam (selangkangan),
2. Jamaludin Gala, luka tembak di kaki kiri,
3. Sain Sangaji, luka tembak di bahu kiri,
4. Ahmat B, luka tembak di paha kanan,
5. A Roby Kelirey (pers), luka tembak di pantat kiri
6. Irwan Buamona luka tembak di lutut kiri,
7. Safri Hamdan, luka tembak di kaki kiri,
8. Seorang mahasiswa belum diketahui namanya. (tbn)