Tri Kurniawan - Okezone
Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono
JAKARTA - Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie menilai masih terlalu dini untuk membangun koalisi PDIP dan Partai Demokrat menghadapi Pemilu Presiden 2014. Kendati demikian, bukan berarti dua partai itu tak punya modal untuk berkoalisi.
Namun, dia menyarankan, saat ini lebih baik dua partai itu berjalan secara natural terlebih dulu untuk menyiapkan pemimpin mendatang.
"Biarkan Megawati meneruskan tradisi positif baru di PDIP, agar makin banyak lahir pemimpin-pemimpin muda seperti Jokowi dan Ganjar Pranowo, biarkan juga SBY menyiapkan dan menjalankan konvensi capres di Partai demokrat, agar lahir pemimpin-pemimpin muda baru seperti Gita Wiryawan dan Mahfud MD," kata dia melalui pesan singkat, Minggu (16/62013).
Menurutnya, biarkan saja juga pendapat-pendapat yang mengatakan bahwa semakin mustahil rekonsiliasi PDIP dan Demokrat karena wafatnya suami Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas.
"Karena sesungguhnya 2014 adalah momentum terjadinya peralihan generasi, dan faktanya saat ini hanya PDIP dan demokrat, partai yang memberikan ruang yang luas untuk munculnya pemimpin muda di 2014 yang akan datang," tegasnya.
Kenegerawanan dan kebesaran hati Megawati dan SBY yang sama-sama tulus menyiapkan pemimpin muda di 2014, justru akan jadi modal kedua partai tersebut untuk berkoalisi. "Kita lihat saja, tidak lama lagi," ungkapnya.
Tambahnya, juga bukan sekarang saatnya untuk membicarakan siapa yang calon presiden (Capres) dan siapa yang calon wakil presiden (Cawapres) atas berkoalisinya kedua partai tersebut. Cara yang elegan untuk menentukan itu adalah dengan melihat hasil Pemilu 2014.
"Kalau PDIP mengungguli Demokrat sangat wajar capresnya dari PDIP dan Cawapresnya dari Demokrat, begitu pun sebaliknya," ungkapnya.
Siapa yang akan jadi figurnya? "Dari PDIP rasanya hampir pasti Jokowi mengingat melesatnya elektabilitas Jokowi tiga bulan terakhir ini. Kalau dari Demokrat dugaan saya masih terpecah pada figur, Gita Wiryawan, Mahfud MD dan Marzuki Ali," pungkasnya. (trk)