PDIP Konsisten Jadi Penyeimbang-Tak Tertarik Menempatkan Menteri di Kabinet SBY
27 Desember 2012, 08:50:00 Dilihat: 348x
JAKARTA– Di tengah ramainya isu rencana perombakan kabinet pada Januari mendatang, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menegaskan bahwa partainya sama sekali tidak tertarik menempatkan kader sebagai menteri. Puan menekankan, PDIP konsisten untuk tetap berada di luar pemerintahan sebagai penyeimbang. “Jadi belum ada kepikiran kita akan masuk dalam kabinet,”ujarnya di Kantor Kepresidenan, Jakarta,kemarin.
Puan kemarin mendampingi ayahnya,Taufiq Kiemas, bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Taufiq memberikan buku biografi berjudul Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam kepada SBY. Buku ini diterbitkan menjelang HUT ke-70 Taufiq Kiemas pada 31 Desember 2012 mendatang. Puan melanjutkan, sikap PDIP sebagai penyeimbang ini bakal terus dijaga hingga akhir pemerintahan SBY-Boediono pada 2014 mendatang.
Menurut dia, keberadaan sebuah partai besar sebagai penyeimbang sangat penting untuk mencermati dan memberikan kritik atas kinerja pemerintah, terutama yang terkait dengan kesejahteraan rakyat. Dalam pertemuan selama sekitar 20 menit dengan SBY kemarin pun, kata Puan, sama sekali tidak dibahas soal pergantian anggota kabinet, termasuk tawaran Presiden kepada PDIP agar ada kadernya yang ditempatkan menjadi anggota kabinet.
“Tidak ada (pembicaraan itu).Pertemuannya hanya khusus untuk Pak Taufiq yang mengantarkan bukunya.Jadi saya di sini mewakili keluarga,mendampingi Pak Taufiq yang ketua MPR,”tutur Puan. Mengenai wacana Jusuf Kalla (JK) menjadi pasangan Megawati pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Puan mengatakan siapa pun yang memiliki potensi bisa mendampingi capres PDIP. Dia kembali menekankan bahwa hingga kini PDIP belum membahas capres dan cawapres.
Sejak 2009, Puan berkalikali menegaskan bahwa PDIP bukanlah partai oposisi, melainkan “kekuatan penyeimbang pemerintah”. Saat kebijakan pemerintahan SBY prorakyat, PDIP mendukung. Namun saat kebijakan tidak prorakyat, PDIP mengkritiknya. Sikap penyeimbang ini telah ditegaskan dalam Kongres PDIP di Bali 2010.
Di tempat terpisah, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Heryanto menilai pengisian kursi menteri pemuda dan olahraga yang ditinggalkan Andi Mallarangeng memang menjadi momentum tepat bagi Presiden untuk sekaligus mengganti para menteri yang selama ini kinerjanya mengecewakan. “Pokoknya, semua yang dapat rapor merah ganti saja.Yang dirasa kurang pas di posnya geser.
Meski sudah terlambat, ada baiknya cepat dilakukan supaya kinerja pemerintahan efektif di sisa pemerintahan SBY yang kurang dari dua tahun lagi,”ujar Gun Gun. Meski poin utama reshuffle besar-besaran ini adalah memperbaiki kinerja pemerintah, lanjut dia, SBY tetap tak bisa melepaskan pertimbangan politik harmoni. Maksudnya, pemerintahan SBY-Boediono merupakan pemerintahan yang didukung sejumlah parpol koalisi.
Melihat karakter SBY yang bukan pengambil risiko, Gun Gun yakin Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat itu tidak akan mengambil jalan konfrontatif yang berpotensi kian memicu panasnya suhu politik di tahun politik 2013. “Hati-hati dengan turbulensi,” tandasnya. Mengenai spekulasi bahwa SBY berhadap ada kader PDIP yang menjadi anggota KIB II, Gun Gun menilai PDIP tidak mau mengambil risiko jatuh citra.
Apabila menerima tawaran tersebut,parpol berlambang banteng itu akan rugi besar. Pertama, posisinya sebagai penyeimbang di luar pemerintah akan terpatahkan dan dinilai tidak konsisten.Kedua, PDIP bisa dipandang tergiur kekuasaan.Kedua hal ini akan berdampak besar pada elektabilitas PDIP pada Pemilu 2014. Ketiga, PDIP tidak akan mendapatkan kompensasi politik yang signifikan karena kekuasaan SBY hanya tersisa kurang dari dua tahun.
Di tempat terpisah, Ketua DPP Partai Demokrat Achsanul Qosasi menilai sikap tegas PDIP untuk tetap berada di luar pemerintahan patut dihargai.”Kami menghargai sikap PDIP sebagaimana disampaikan Mbak PuandiIstanabahwaPDIPtetap konsisten di luar pemerintah hingga 2014,”katanya.
Sumber : seputar-indonesia.com